JARINGAN KOMPUTER
A. VLSM
VLSM atau disebut juga Variable
Length Subnet Masking yang berguna untuk memberbaiki kekurangan metoda
conventional subnetting. Diketahui
sebuah alamat jaringan 172.16.0.0/16 dan diminta untuk menyediakan 5 buah
subnet yang masing-masing memiliki 100 host, dan 3 subnet yang masing-masing
memiliki 2 host. Konfigurasi Jaringan:
Untuk menyediakan minimal 100 host diperlukan 7 bit (27
– 2 = 126).
Dengan demikian subnet yang dapat diambil adalah 16 – 7 = 9
bits.
Dengan tersedianya 9 bit untuk dijadikan subnet, maka secara
keseluruhan total subnet yang bisa disediakan adalah 29 = 512
subnet.
1. 1010 1100 0001
0000 0000 0000
0000 0000 = 172.16.0.0
2. 1010 1100 0001
0000 0000 0000
1000 0000 = 172.16.0.128
3. 1010 1100 0001
0000 0000 0001
0000 0000 = 172.16.1.0
4. 1010 1100 0001
0000 0000 0001
1000 0000 = 172.16.1.128
5. 1010 1100 0001
0000 0000 0010
0000 0000 = 172.16.2.0
6. 1010 1100 0001
0000 0000 0010
1000 0000 = 172.16.2.128
dan seterusnya
Subnet no 1 – 5 digunakan untuk mengalamati sub-network yang
dimaksud dalam soal.
Sedangkan untuk 3 buah subnet dengan jumlah host
masing-masing 2 host, dapat diambil dari subnet ke-6 yaitu 172.16.2.128. Kita
mengambil subnet tersebut dikarenakan subnet 1 s.d subnet ke-5 sudah digunakan
untuk memenuhi permintaan 5 jaringan dengan host 100 per subnet.
1010 1100 0001 0000
0000 0010 1000 0000 = 172.16.2.128
7 bits untuk
subnet berikutnya
Dari nomor jaringan 172.16.2.128 yang mempunyai 7 bits
sebagai bagian dari host, untuk memenuhi kebutuhan 2 host yang diminta per
jaringan, maka hanya dibutuhkan 2 bit saja, sehingga sisa bit host (7 bit)
dikurangi dengan 2 bit untuk alamat host, dengan sisa bit yang dapat digunakan
untuk subnet-id adalah 5 bit.
1010 1100 0001
0000 0000 0010
1 000 0000 = 172.16.2.128
1010 1100 0001
0000 0000 0010
1 000 0100 = 172.16.2.132
1010 1100 0001 0000
0000 0010 1 000 1000 = 172.16.2.136
Subnet-Id Host-Id
B. ROUTING
Routing adalah suatu proses me-rute-kan paket data dari
network satu ke network yang lain dengan menggunakan router.
1.
Tanpa Routing
Dari ketiga host pada gambar, host A dan B bisa langsung
berkomunikasi.
Sedangkan C tidak dapat melakukan komunikasi baik dengan A
ataupun B, walaupun ketiganya memiliki subnet mask sama.
Mengapa ?
Karena C berbeda Net-Id dengan A dan B
2.
Network
dengan Net-Id berbedaAgar C dapat berkomunikasi dengan
dua host yang lain, diperlukan router yang telah dilengkapi dengan protokol
routing.
4.
Static dan Dynamic Routing
Untuk mengendalikan aliran paket
data dari satu router ke router berikutnya terdapat dua macam proses routing
yaitu:
- Static Routing
- Dynamic Routing
a. Static Routing
Pada Static routing pengelolaan
(mengisi/menghapus) tabel routing dilakukan secara manual, sedangkan pada
dinamic routing perubahan dilakukan secara otomatis menggunakan protokol
routing. Berikut adalah contoh static routing dengan menggunakan Cisco Router
Keuntungan Static Routing :
l Jalur
routing mudah diprediksi
l Tidak
membutuhkan proses update routing table.
l Mudah
dikonfigurasi untuk network kecil.
Kerugian Static Routing :
l Tidak
cocok untuk network berskala besar.
l Tidak
dapat beradaptasi terhadap penambahan router karena konfigurasi pada tiap
router harus dirubah.
l Tidak
dapat beradaptasi terhadap munculnya link failure pada salah satu jalur.
b.
Dynamic Routing
Dynamic routing mengatur rute setiap paket dengan menggunakan table
routing (tersimpan pada router). Table ini akan terupdate secara otomatis
melalui routing protocol.
Keuntungan
Dynamic Routing :
Scalability: konfigurasi dilakukan
secara dinamis apabila terdapat penambahan/pengurangan router.
Adaptability: rute dapat berubah
secara adaptif terhadap adanya link failure.
Kerugian Dynamic Routing :
Kompleksitas algoritma routing
meningkat. Router menentukan rute berdasarkan, misalnya: bandwidth yang
tersedia, jalur terpendek, dll.
Router harus saling bertukar
informasi routing secara periodik.
Tidak semua router mendukung
dynamic routing.
C . Protokol Routing
1.
Exterior –
Interior Gateway Protocol
Dynamic routing dikategorikan ke dalam 2 macam yaitu: Exterior
Gateway/Routing Protocol (EGP/ERP) dan Interior Gateway/Routing Protocol
(IGP/IRP).
2.
IGP
Interior Gateway Protocol adalah sebutan untuk protokol-protokol routing
yang digunakan di dalam sebuah Autonomous System (AS).
Contoh IGP adalah: Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path
First (OSPF), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).
3.
EGP
Exterior Gateway Protocol (EGP) adalah protokol yang membawa informasi
routing antar 2 buah administrative entities, dalam hal ini 2 buah AS.
Contoh EGP adalah Broader Gateway Protocol (BGP).
4.
Routing Information Protocol
RIP adalah protokol routing yang menggunakan algoritma routing distance-vector
learning atau Bellman-Ford. Tugas dari RIP (dan semua protokol
routing) adalah menyediakan mekanisme pertukaran informasi tentang rute,
sehingga setiap router dapat melakukan update Table Routing. Informasi-informasi
yang dibutuhkan antara lain:
l
Alamat dari sebuah network atau host.
l
Jarak (distance) router tersebut terhadap
network atau host.
l
Hop pertama untuk proses routing.
Distance
metric disebut juga sebagai cost, dalam RIP yang dimaksud distance
metric adalah jumlah hop.Jika sebuah router terhubung ke sebuah network
maka distance metric adalah 1 hop. Jika sebuah router terhubung ke sebuah network
melalui sebuah router lain maka distance metric = 2 hop. RIP hanya dapat
menjangkau maksimum 15 hop.
D. Transport Layer
Protocol
Protokol pada Transport Layer TCP/IP terdiri
atas : TCP dan UDP.
UDP adalah protokol yang sifatnya unreliable
dan connectionless.
TCP adalah protokol yang sifatnya reliable
dan connection-oriented.
Setiap proses pada aplikasi harus
mendefinisikan protokol transport mana yang akan digunakan. Contoh: HTTP, FTP,
SMTP menggunakan TCP, sedangkan DNS, Internet Telephony menggunakan UDP.
Sebuah host dapat memberikan
layanan lebih dari satu proses, hal ini terjadi karena Transport Layer mampu
memberikan layanan multiplexing dan demultiplexing.
TCP merupakan reliable data
transfer karena TCP menjamin pengiriman pesan sampai ditempat tujuan melalui:
flow control, congestion control, acknowledgment, timer.
1. Multiplexing – Demultiplexing
Dalam jaringan TCP/IP beberapa
proses dapat dikirimkan secara bersama-sama dari sebuah host melalui
multiplexing.
Pada sisi penerima, demultiplexing
mengijinkan alokasi pesan pada proses yang sesuai. Lihat Gambar.
Seperti diketahui, masing-masing
proses dibedakan berdasarkan nomor Port.
E. Application Layer
Aplikasi jaringan secara umum
terdiri atas dua bagian, yaitu: Client side dan Server side.
Masing-masing bagian melakukan process
secara terpisah. Process yang dimaksud misalnya: request, reply de-el-el.
Di dalam jaringan komunikasi dua
buah processes dari dua buah terminal yang berbeda saling berinteraksi melalu
jaringan.
Kedua processes tersebut
berkomunikasi dengan cara mengirimkan dan menerima pesan.
0 comments:
Post a Comment