Tuesday, June 11, 2013

Resume TM 7-14

JARINGAN KOMPUTER
A. VLSM
VLSM atau disebut juga Variable Length Subnet Masking yang berguna untuk memberbaiki kekurangan metoda conventional subnetting.  Diketahui sebuah alamat jaringan 172.16.0.0/16 dan diminta untuk menyediakan 5 buah subnet yang masing-masing memiliki 100 host, dan 3 subnet yang masing-masing memiliki 2 host. Konfigurasi Jaringan:





Untuk menyediakan minimal 100 host diperlukan 7 bit (27 – 2 = 126).
Dengan demikian subnet yang dapat diambil adalah 16 – 7 = 9 bits.
Dengan tersedianya 9 bit untuk dijadikan subnet, maka secara keseluruhan total subnet yang bisa disediakan adalah 29 = 512 subnet.
1. 1010 1100    0001 0000    0000  0000    0000 0000 = 172.16.0.0
2. 1010 1100    0001 0000    0000  0000    1000 0000 = 172.16.0.128
3. 1010 1100    0001 0000    0000  0001    0000 0000 = 172.16.1.0
4. 1010 1100    0001 0000    0000  0001    1000 0000 = 172.16.1.128
5. 1010 1100    0001 0000    0000  0010    0000 0000 = 172.16.2.0
6. 1010 1100    0001 0000    0000  0010    1000 0000 = 172.16.2.128
dan seterusnya
Subnet no 1 – 5 digunakan untuk mengalamati sub-network yang dimaksud dalam soal.
Sedangkan untuk 3 buah subnet dengan jumlah host masing-masing 2 host, dapat diambil dari subnet ke-6 yaitu 172.16.2.128. Kita mengambil subnet tersebut dikarenakan subnet 1 s.d subnet ke-5 sudah digunakan untuk memenuhi permintaan 5 jaringan dengan host 100 per subnet.
1010 1100    0001 0000    0000  0010    1000 0000 = 172.16.2.128
                                                                                          7 bits untuk subnet                                                                                                               berikutnya
Dari nomor jaringan 172.16.2.128 yang mempunyai 7 bits sebagai bagian dari host, untuk memenuhi kebutuhan 2 host yang diminta per jaringan, maka hanya dibutuhkan 2 bit saja, sehingga sisa bit host (7 bit) dikurangi dengan 2 bit untuk alamat host, dengan sisa bit yang dapat digunakan untuk subnet-id adalah  5 bit.
1010 1100    0001 0000    0000  0010    1 000 0000 = 172.16.2.128
1010 1100    0001 0000    0000  0010    1 000 0100 = 172.16.2.132
1010 1100    0001 0000    0000  0010    1 000 1000 = 172.16.2.136
                                                                                Subnet-Id            Host-Id
 



B. ROUTING
Routing adalah suatu proses me-rute-kan paket data dari network satu ke network yang lain dengan menggunakan router.  
1.      Tanpa Routing
 

Dari ketiga host pada gambar, host A dan B bisa langsung berkomunikasi.
Sedangkan C tidak dapat melakukan komunikasi baik dengan A ataupun B, walaupun ketiganya memiliki subnet mask sama.
Mengapa ?
Karena C berbeda Net-Id dengan A dan B
2.      Network dengan Net-Id berbedaAgar C dapat berkomunikasi dengan dua host yang lain, diperlukan router yang telah dilengkapi dengan protokol routing.


3.      Koneksi Network ke Router


4.      Static dan Dynamic Routing
Untuk mengendalikan aliran paket data dari satu router ke router berikutnya terdapat dua macam proses routing yaitu:
    1. Static Routing
    2. Dynamic Routing


a.       Static Routing
Pada Static routing pengelolaan (mengisi/menghapus) tabel routing dilakukan secara manual, sedangkan pada dinamic routing perubahan dilakukan secara otomatis menggunakan protokol routing. Berikut adalah contoh static routing dengan menggunakan Cisco Router


Keuntungan Static Routing :
l  Jalur routing mudah diprediksi
l  Tidak membutuhkan proses update routing table.
l  Mudah dikonfigurasi untuk network kecil.
Kerugian Static Routing :
l  Tidak cocok untuk network berskala besar.
l  Tidak dapat beradaptasi terhadap penambahan router karena konfigurasi pada tiap router harus dirubah.
l  Tidak dapat beradaptasi terhadap munculnya link failure pada salah satu jalur.
b.      Dynamic Routing
Dynamic routing mengatur rute setiap paket dengan menggunakan table routing (tersimpan pada router). Table ini akan terupdate secara otomatis melalui routing protocol.
Keuntungan Dynamic Routing :
Scalability: konfigurasi dilakukan secara dinamis apabila terdapat penambahan/pengurangan router.
Adaptability: rute dapat berubah secara adaptif terhadap adanya link failure.
Kerugian Dynamic Routing :
Kompleksitas algoritma routing meningkat. Router menentukan rute berdasarkan, misalnya: bandwidth yang tersedia, jalur terpendek, dll.
Router harus saling bertukar informasi routing secara periodik.
Tidak semua router mendukung dynamic routing.

C . Protokol Routing
1.      Exterior – Interior Gateway Protocol
Dynamic routing dikategorikan ke dalam 2 macam yaitu: Exterior Gateway/Routing Protocol (EGP/ERP) dan Interior Gateway/Routing Protocol (IGP/IRP).



2.      IGP
Interior Gateway Protocol adalah sebutan untuk protokol-protokol routing yang digunakan di dalam sebuah Autonomous System (AS).
Contoh IGP adalah: Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).
3.      EGP
Exterior Gateway Protocol (EGP) adalah protokol yang membawa informasi routing antar 2 buah administrative entities, dalam hal ini 2 buah AS.
Contoh EGP adalah Broader Gateway Protocol (BGP).
4.      Routing Information Protocol
RIP adalah protokol routing yang menggunakan algoritma routing distance-vector learning atau Bellman-Ford. Tugas dari RIP (dan semua protokol routing) adalah menyediakan mekanisme pertukaran informasi tentang rute, sehingga setiap router dapat melakukan update Table Routing. Informasi-informasi yang dibutuhkan antara lain:

l  Alamat dari sebuah network atau host.
l  Jarak (distance) router tersebut terhadap network atau host.
l  Hop pertama untuk proses routing.
Distance metric disebut juga sebagai cost, dalam RIP yang dimaksud distance metric adalah jumlah hop.Jika sebuah router terhubung ke sebuah network maka distance metric adalah 1 hop. Jika sebuah router terhubung ke sebuah network melalui sebuah router lain maka distance metric = 2 hop. RIP hanya dapat menjangkau maksimum 15 hop.

D. Transport Layer Protocol
 Protokol pada Transport Layer TCP/IP terdiri atas : TCP dan UDP.



UDP adalah protokol yang sifatnya unreliable dan connectionless.
TCP adalah protokol yang sifatnya reliable dan connection-oriented.
Setiap proses pada aplikasi harus mendefinisikan protokol transport mana yang akan digunakan. Contoh: HTTP, FTP, SMTP menggunakan TCP, sedangkan DNS, Internet Telephony menggunakan UDP.
Sebuah host dapat memberikan layanan lebih dari satu proses, hal ini terjadi karena Transport Layer mampu memberikan layanan multiplexing dan demultiplexing.
TCP merupakan reliable data transfer karena TCP menjamin pengiriman pesan sampai ditempat tujuan melalui: flow control, congestion control, acknowledgment, timer.
1. Multiplexing – Demultiplexing
Dalam jaringan TCP/IP beberapa proses dapat dikirimkan secara bersama-sama dari sebuah host melalui multiplexing.
Pada sisi penerima, demultiplexing mengijinkan alokasi pesan pada proses yang sesuai. Lihat Gambar.




Seperti diketahui, masing-masing proses dibedakan berdasarkan nomor Port.



E. Application Layer
Aplikasi jaringan secara umum terdiri atas dua bagian, yaitu: Client side dan Server side.
Masing-masing bagian melakukan process secara terpisah. Process yang dimaksud misalnya: request, reply de-el-el.
Di dalam jaringan komunikasi dua buah processes dari dua buah terminal yang berbeda saling berinteraksi melalu jaringan.
Kedua processes tersebut berkomunikasi dengan cara mengirimkan dan menerima pesan.

Sebuah process mengirim dan menerima pesan ke jaringan melalui socket.












0 comments:

Post a Comment

 

Helly